Pages

Thursday, July 26, 2012

Sejuknya Hembusan Angin Gua Margo Tresno

Sekilas Tentang Nganjuk 
Nganjuk merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini secara geografis berada di bagian barat Provinsi Jawa Timur. Adapun batas wilayah Kabupaten Nganjuk, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah selatan Kabupaten Kediri dan Trenggalek. Bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kediri, sedangkan bagian barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Ponorogo dan Madiun (www.nganjukkab.go.id). 
Kalau kita melihat dengan jeli, ternyata di Kabupaten Nganjuk banyak terdapat panorama alam yang sangat menakjubkan. Keindahan panorama tersebut, bisa kita lihat pada Air Terjun Sedudo, Air Merambat Roro Kuning, dan Gua Margo Tresno. Kebetulan tempat wisata yang terakhir ini belum pernah saya kunjungi, oleh sebab itu saya mengajak teman saya untuk berkunjung ke gua tersebut.  

Perjalanan Ke Lokasi 
Wisata Pagi hari sekitar pukul 08.30 kami berangkat ke Gua Margo Tresno. Gua ini berada di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Kecamatan ini berada paling utara dari kabupaten Nganjuk. Kami berangkat ke lokasi wisata menggunakan sepeda motor. Sebelum berangkat kami mengisi bahan bakar (BBM) terlebih dahulu, dan membeli bekal makanan untuk keperluan di lokasi wisata. Untuk mempercepat waktu tempuh, kami harus melewati jalan tembus. Dimulai dari tempat saya (Desa Pacekulon, Kecamatan Pace) kami harus berjalan ke arah utara sepanjang ± 27 Km. Pertama kami melewati desa Bodor, Kecubung, Kepanjen. Lalu masuk kecamatan Sukomoro. Di kecamatan ini kami melewati desa Sumengko, Bagorwetan, Putren, Talun, Kedungpandan. Kecamatan Sukomoro terkenal dengan penghasil tanaman bawang. Sudah tidak asing lagi bahwa Kabupaten Nganjuk merupakan penghasil bawang terbesar di Propinsi Jawa Timur. Karena sebagian besar tanaman tersebut diperoleh dari kecamatan ini. Apabila kita melewati daerah Sukomoro, maka akan dengan mudah menemui tanaman tersebut di persawahan, maupun yang sedang di jemur di pinggir jalan raya. Selanjutnya perjalanan kami memasuki Kecamatan Ngluyu. Di sini kami melewati Desa Ngluyu, dimana jarang sekali ditemui rumah penduduk. Di samping kiri dan kanan jalan hanya terdapat hutan jati yang luasnya berhektar-hektar. Perasaan kami sungguh khawatir sekali. Bagaimana kalo seandainya kami melewati jalan ini saat malam hari. Pasti bahaya sedang mengancam kami. Sebab di sebelah kanan dan kiri jalan terdapat jurang, tidak ada lampu penerangan jalan, peringatan rambu lalu lintas juga minim, dan lain sebagainya. Beberapa saat kemudian, akhirnya kami sampailah di Desa Sugihwaras, tempat dimana lokasi wisata Goa Margo Tresno berada. Waktu tempuh kami dari rumah ke tempat wisata ± 1 jam. Kami sampai di Gua pada pukul jam 09.30 pagi. 
Sebelum masuk Gua Margo Tresno, kami membayar tiket masuk yang sangat murah meriah yakni, biaya masuk ke kawasan tempat wisata Rp 1000. Setelah itu kami bayar tiket parkir motor Rp 1000. Selanjutnya kami bayar tiket masuk Gua Margo Tresno Rp 1000. Jadi total biaya yang kami keluarkan adalah Rp 3000 pe orang. Adapun fasilitas yang ada di lokasi wisata Gua Margo Tresno antara lain: tempat pemandian atau kolam renang, tempat parkir, mainan anak-anak, mushola, dan warung makanan. 
Sebelum memasuki gua, kami harus membayar tiket masuk terlebih dahulu. Selanjutnya kami harus berjalan kaki sejauh ± 650 meter. Perjalanan tersebut cukup melelahkan bagi orang yang jarang berolah raga, karena kondisi jalannya menanjak dan berkelok. Sepanjang perjalan tersebut disertai pemandangan yang indah, dan udara yang segar. Di samping kanan kiri jalan banyak pepohonan yang rindang. Inilah hasil foto yang saya ambil ketika berada di lokasi wisata. 
Pintu Masuk Gua Margo Tresno
Sedang Berpose
Setelah sampai di depan Gua, kami tidak menyia-nyiakan untuk mengambil beberapa gambar yang sekiranya dapat dijadikan kenang-kenangan di rumah. Kurang lebih sekitar 15 menit kami mengambil gambar. Selanjutnya kami dipersilah masuk gua oleh pemandu. Sebelumnya kami tidak menyangka bahwa dia adalah seorang pemandu, karena dia berpakaian biasa saja. Dengan pakaian berwarna kuning, memakai topi, serta membawa lampu senter. Dengan ijin pemandu tersebut, selanjutnya kami masuk gua ditemani oleh pemandu tersebut. Pemandu itu meminjamkan lampu senter kepada kami. Karena melihat kondisi gua yang sangat gelap dan kondisi jalannya yang tidak rata. Jadi harus ekstra hati-hati ketika akan memasuki gua. Di dalam gua, kami ditunjukkan beberapa stalagmit yang sungguh luar biasa dan kelelawar yang tinggal di dalamnya. Luas gua ini kurang lebih 15 x 50 meter dan berhubungan dengan Gua Lemah Jeblong. Di sekitar gua ini juga terdapat pula gua yang lain seperti, Gua Gondhel, Gua Bale, Gua Pawon, Gua Omah, Gua Landak. 
Cukup banyak informasi yang kami peroleh dari pemandu tersebut. Namun sayang sekali, kami lupa menanyakan siapa namanya. Menurut penuturannya, dia tinggalnya tidak jauh dari Gua Margo Tresno. Dengan membawa bekal makanan yang cukup, setiap hari dia berangkat pukul 08.00 pagi dan pulang pukul 16.00 sore. Kecuali jika terjadi cuaca yang tidak mendukung (hujan). Dia pulang lebih awal. Ketika akan terjadi hujan, dia berkeliling di sekitar gua, untuk memberitahu kepada seluruh pengunjung untuk segera turun. Itulah salah satu tugas yang diembannya sebagai pemandu wisata. Inilah foto saya saat berada di depan gua, dan teman saya yang sedang berbincang-bincang dengan pemandu (berbaju kuning dan bertopi). 
Di Depan Gua

Teman Saya Sedang Berbicang-Bincang Dengan Pemandu
Setelah lengkap menyusuri gua. Stamina kami mulai menurun, oleh karena itu, kami langsung makan bekal yang kami bawa dari rumah. Sebagian juga saya berikan ke pemandu tersebut. Selanjutnya kami turun ke bawah sambil mencari tempat-tempat yang asyik buat foto kenangan. Di tengah perjalanan, kami melihat bentuk pohon yang unik. Pohon ini saya katakan unik karena batang pohon tersebut melengkung seperti huruf U. Inilah foto saya bersama teman saya diatas pohon tersebut. 
Tiduran Diatas Pohon

Duduk Santai Diatas Pohon

Setelah itu kami beristirahat sebentar di mushola. Saya berniat untuk sekalian sholat Dhuhur di sana, namun karena tidak tersedianya air. Maka saya melaksanakan sholat di rumah saja. Sekedar saran kepada pemerintah Kabupaten Nganjuk sebaiknya fasilitas umum di tempat-tempat seperti ini lebih ditingkatkan lagi. Demikianlah perjalanan kami di Gua Margo Tresno. Nantikan perjalanan kami di tempat wisata lainnya. Terimakasih…. 
Artikel ini diikut sertakan dalam lomba menulis artikel dengan tema pariwisata yang diadakan oleh komunitas Blogger Nganjuk (kotaangin.com) dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke-3. 

No comments:

Post a Comment

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.