Friday, March 25, 2011

Invasi Inggris Ke India

Paham kolonialisme dan imperialisme berkembang di Eropa sekitar abad ke-16. Paham ini mendorong bangsa Eropa untuk mencari dan memperluas wilayah kolonialnya. Bangsa-bangsa Eropa mulai menginvasi daerah-daerah yang berada di Asia, Afrika, dan sebagainya. Dan salah satu jalan atau pintu gerbang untuk menguasai negara-negara di Asia adalah Mesir. Bangsa Eropa yang dapat menguasai Mesir, mereka akan lebih mudah untuk mengusai wilayah lain yang berada di Asia, termasuk India. Pada 1600-an, British East India Company (EIC) membangun pos-pos niaga di sebagian wilayah perkotaan India. Badan perdagangan ini bertujuan untuk mencari keuntungan.Tetapi sebelum membahas tentang bagaimana proses terjadinya kolonialisme dan imperialisme di India.
Kita harus tahu apa itu kolonialisme dan imperialisme. Pada umumnya kolonialisme dan imperialisme mempunyai arti yang sama yaitu penjajahan atau penguasaan terhadap suatu daerah dan suatu bangsa oleh bangsa lain. Dan negara yang dikuasainya biasa disebut dengan koloni. Kata “koloni” berasal dari bahasa latin, “Colonia” yang artinya tanah, tanah pemukiman atau jajahan. Sistem ini sudah muncul pada zaman Yunani Kuno. Para petani Yunani berpindah dari negerinya yang tandus ke wilayah lain yang lebih subur. Tujuan mereka mengolah tanah di daerah baru agar dapat meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih layak. Dari daerah baru ini, mereka masih tetap menjalin hubungan dengan daerah asalnya atau induknya. Portugis adalah bangsa yang pertama kali melakukan kolonisasi, baru kemudian disusul oleh Inggris, Perancis, Belanda, pada abad ke-17. Dan mengalami puncaknya pada abad ke-19.
Sedangakan kata “imperialisme” berasal dari kata “imperator” yang artinya memerintah. Ada juga kata lain yang berhubungan dengan kata “imperialisme” yakni “imperium” yang dapat diartikan sebagai sebuah kerajaan besar dengan memiliki daerah jajahan yang amat luas. Pada masa kekaisaran Romawi, maka daerah kekuasaannya yang sangat luas di sekitar laut tengah sering disebut sebagai daerah Imperiun Romanum. Namun dalam perkembangan selanjutnya, kata Imperialisme memiliki arti yaitu suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lainnya. Berdasarkan waktu kemunculannya imperialisme dibedakan menjadi dua. Pertama imperialisme kuno, dimana negara penjajah mencari tanah jajahan karena terdorong oleh Gold (kekayaan berupa logam mulia, emas dan perak), Gospel (penyebaran agama), Glory (mendapatkan kejayaan negeri induknya). Kedua imperialisme modern, dimana negara penjajah mencari tanah jajahan karena terdorong oleh kepentingan ekonomi dan juga untuk memenuhi kebutuhan industri. Imperialisme modern berlangsung setelah revolusi industri. Munculnya imperialisme modern disebabkan oleh keinginan negara penjajah mengembangkan perekonomiannya. Negara-negara imperialisme modern melakukan pembangunan-pembangunan industri secara besar-besaran. Perindustrian yang besar itu membutuhkan banyak bahan mentah yang diperoleh dari daerah jajahan, serta tempat pemasaran yang cukup luas di daerah jajahan. Oleh karena itu timbul usaha untuk mencari daerah jajahan-jajahan seluas mungkin. Negara yang menjadi pelopor pelaksanaan imperialisme modern adalah Inggris, sehingga tidak heran kalau daerah jajahannya paling luas.
Bentuk bentuk imperialisme adalah (1) imperialisme politik (2) imperilisme ekonomi (3) imperialiseme kebudayaan (4) imperialisme militer. Akibat dari imperialiseme dalam bidang politik dan ekonomi adalah negara imperialis menjadi pusat kekayaan, sedang negara jajahan terus bertambah miskin. Hasil-hasil industri dipasarkan ke daerah-daerah jajahan, sementara itu perniagaan didaearh penjajahan dibatasi. Sejalan dengan hal itu berkembang sistem penanaman modal (investasi) didaearah jajahan oleh kaum partikelir atau swasta. Perdagangan dunia meluas akibat meningkatnya arus lalu lintas perdagangan internasional. Sedangkan dalam bidang sosial dan budaya adalah negara imperialis dapat hidup mewah dan hidup lebih maju, sedangkan rakyat jajahan hidup dalam kekurangan dan semakin suram. Segala hak berada pada kaum imperialis, sedangkan rakyat jajahan tidak memiliki hak apa-apa, selain hanya beban kewajiban. Maka pada beberapa daerah jajahan terjadi eropanisasi kebudayaan, yaitu kebudayaan penduduk asli digeser dan dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa Eropa.
Proses koloniasai dan imperialisasi
Pada tahun 1690 Inggris mendirikan Calcuta di India. Hal itu menunjukkan bahwa Inggris mempunyai kekuatan yang lebih besar dibandingkan masa sebelumnya. Dan ketika memasuki pertengahan tahun 1700-an. Dinasti Mughal yang berkuasa di India, mulai melemah. Sehingga pada 1830-an EIC, mengambil keuntungan dari melemahnya dinasti tersebut. Dan perlahan-lahan mengambil alih India dengan kekuatan politik dan militernya
Ketika bangsa Inggris melakukan kolonisme dan imperialisme di India. Wilayah itu mengalami perubahan besar baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya. Dalam bidang politik terjadi perubahan pada sistem pemerintahan model kolonial. Sedangkan dalam bidang pendidikan, banyak sekali orang-orang India yang disekolahkan di Eropa. Dan setelah lulus. mereka dikembalikan lagi ke negara asalnya. Dengan harapan mereka akan mempunyai pola pemikiran model Eropa dan akan berpengaruh kepada lingkungan masyarakatnya.
Dalam bidang ekonomi jelas bahwa dimana India mempunyai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat besar. Sehingga menguntungkan bagi bangsa Inggris. Banyak sekali prabrik-pabrik industri milik Inggris mengolah bahan-bahan mentah yang berasal dari wilayah jajahan (India) untuk dibuat sebuah produk. Dari hasil produk tersebut dijual lagi kepada daerah jajahan/koloni. India dijadikan sebagai tempat produksi dan sekaligus tempat pemasaran hasil-hasil produksi. Keuntungan dari industri tersebut pastinya sangat besar. Tetapi anehnya penduduk pribumi hanya memperoleh sedikit dari keuntungan tersebut. Karena Inggris tidak melibatkan orang-orang pribumi dalam industrinya. Di satu sisi Inggris juga membangun sebuah jaringan jalan kereta api, yang menghubungkan wilayah satu dengan yang lainnya. Tetapi jalan tersebut ditujukan untuk kepentingan transportasi barang-barang produksi Inggris saja. Bukan untuk kepentingan kedua belah pihak.
Dalam bidang sosial budaya terjadi perubahan pandangan hidup atau pola pikir masyarakat Indian dalam menghadapi sesuatu. Misalnya ketika seorang sedang terkena penyakit, mereka selalu berobat kepada dukun, paranormal, dan lain sebagainya. Pastinya mereka mempunyai cara penyobatan secara irasional. Tetapi setelah adanya teknologi dari asing (Inggris) mereka mulai beralih berobat kepada para dokter. Jadi disini mulai terlihat perubahan dalam menghadapi suatu hal yang terjadi pada individu maupun suatu komunitas masyarakat dalam hal mengatasi suatu penyakit. perubahan yang lain terjadi pada strata sosial, dimana pada masa sebelumnya struktur sosial yang paling tinggi adalah kaum brahmana, ketika adanya kolonisasi Inggris. Strata tersebut berubah. Strata yang paling tinggi adalah orang-orang Eropa, baru brahmana.
Akibat dari semua itu pada 1857, terjadi pemberontakan Sepoy atau pemberontakan besar. Inilah permulaan bangsa India melawan pemerintahan asing. Pemberontakan ini dilakukan oleh tentara India yang tergabung dalam kemiliteran Inggris. Akibat dari itu mulai muncul kebencian pribumi terhadap Inggris atas kontrol dan perlakuan mereka terhadap kaum pribumi. Pemberontakan itu banyak merenggut korban jiwa, baik dari bangsa pribumi sendiri maupun bangsa Inggris. Dalam peristiwa pemberontakan itu, terdapat tentara Sepoy yang menolak menggunakan peluru berpelumas tersebut karena beberapa alasan atau adanya Rumor yang berkembang bahwa peluru yang digunakan Inggris dilumasi dengan lemak sapi dan babi. Sehingga orang-orang Hindu terlukai perasaannya karena sapi disucikan dalam keyakinan mereka. Adapun Muslim India ternodai karena babi dalam Islam adalah binatang haram. Sehingga mereka yang tetap menolak dipenjarakan. Sehari setelah insiden penahanan, pemberontakanpun pecah. Pertikaian berlangsung selama hampir setahun. Namun, akhirnya EIC mendapatkan kembali kendali kekuasaannya. Dan setelah itu, pemerintahan Inggris lebih mengintensifkan lagi kekuasaannya di India. Dampak pemberontakan itu adalah terjadi jurang pemisah yang makin melebar antara orang-orang Inggris dengan pribumi. Sikap rasis Inggris terhadap pribumi mendominasi kehidupan sosial India.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

Ads 468x60px

Featured Posts

Social Icons