Kesehatan adalah sesuatu yang sangat mahal harganya. Tetapi kadang-kadang seseorang sering lupa untuk menjaga kesehatan dirinya. ketika sakit datang baru mereka sadar akan hal itu. Dan setiap suku bangsa mempunyai cara-cara tersendiri untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Termasuk juga orang-orang Aborigin. Secara umum tingkat kesehatan orang Aborigin megalami penurunan setelah adanya invasi bangsa barat (Inggris) ke Australia pada tahun 1788.Sebelum invasi, orang-orang Aborigin menjaga kesehatannya melalui praktek penyembuhan secara tradisional dan orang yang ahli didalam penyembuhan suatu penyakit. Praktek ini sangat melekat dalam nilai-nilai kebudayaan dan spiritual orang-orang Aborigin. Secara psikologi, mental, emosional, sosial mereka terlihat lebih baik. Sesuai dengan catatan dari para penjelajah Eropa seperti Philip Arthur dan Edward Eyre yang menggambarkan bahwa orang-orang Aborigin yang mereka temui hampir semuanya terbebas dari suatu penyakit, dan memiliki bentuk badan yang bagus. Tetapi setelah adanya invasi bangsa barat, tingkat kesehatan orang Aborigin menurun. Hal ini berkaitan dengan kebijakan yang diterapkan oleh bangsa barat.
Ada seorang peneliti yang mungkin dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari orang-orang Aborigin. Dia adalah Bronwyn Fredericks, yang melakukan sebuah penelitian terhadap 19 orang wanita Aborigin. Penelitian itu dilakukan secara mendalam, melalui wawancara langsung, setengah formal. Ternyata terdapat perbedaan yang sangat besar antara suku Aborigin dengan orang Australia dalam hal kesehatan. Secara keseluruhan kesehatan orang Aborigin sangat buruk. Hal tersebut merupakan salah satu akibat dari hukum yang diterapkan oleh bangsa barat di teluk Botany. Dimana mereka mulai menghancurkan gaya hidup dan kebudayaan suku Aborigin melalui praktek kolonisasi seperti pembunuhan, pembantaian, pemisahan keluarga, pencabutan hak milik, dan lain lain. Praktek ini dilakukan karena ada suatu anggapan bahwa orang Aborigin itu tidak berkebudayaan, primitif, dan tidak bermoral. .
Menurut Dewan kesehatan nasional dan riset medis (NHMRC) yang berdiri tahun 1996. Mengungkapkan bahwa penyakit yang diderita oleh para wanita Aborigin rata-rata 50 persen lebih tinggi dibanding orang Australia yang lainnya dan hal ini dianggap sebagai masalah yang sepele. Penyakit yang paling serius antara lain asma, diabetes, infeksi telinga, infeksi ginjal, trakoma. Sementara itu menurut Panitia Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Australian dan masalah Keluarga Masyarakat, menyatakan setiap empat orang yang meninggal, salah satunya disebabkan oleh sistem peredaran (serangan jantung dan stroke), luka dan keracunan (kecelakaan lalu lintas, bunuh diri dan pembunuhan), penyakit pernafasan (Pneumonia, asthma dan penyakit paru-paru), neoplasma (kangker), dan endocrine, nutrisi, dan gangguan metabolism (diabetes). Data statistik menunjukkan bahwa wanita Aborigin terkena penyakit jantung dua kali lebih besar dibanding orang Australia dan 1,7 kali lebih rentan terkena penyakit serangan jantung.
Perbandingan tingkat kematian anak dan ibu dari suku Aborigin masih tinggi dibanding orang yang bukan penduduk asli Australia. Begitu juga berat badan anak yang baru dilahirkan dari keturunan orang Aborigin yang rata-rata 3140 gram, sedangkan anak dari orang Australia rata-rata 3349 gram. Untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana realitas sebenarnya tentang kesehatan orang Aborigin mungkin kita dapat belajar dari kisah Kay. Kisahnya menggambarkan bagaimana kolonisasi, diskriminasi dan rasis yang diterima orang Aborigin setiap harinya. Kay adalah wanita Aborigin yang berusia 46 tahun Dan pindah ke daerah Rockhampton pada tahun 1995. Kay dipisahkan dari dari ibunya yang bersuku Aborigin dan tinggal bersama orang Australia. Kay menderita banyak penyakit ketika masih kecil hingga dewasa, dan pengalaman bagaimana susahnya untuk menemukan terapi medis sudah menjadi ingatan yang tidak dapat dihilangkan. Salah satu pengalamannya adalah ketika dia mengirimkan anak pertamanya dan membawa ke rumah sakit. Dokter berkata bahwa dia baik-baik saja, kelihatanya dokter tersebut menghalangi pertanyaan bagaimana proses kelahiran anak tersebut. Ketika diluar dia merasa bersama anaknya, dan ketika didalam dia sangat takut, betapa bodoh dan malu menghadapi kenyataan ini. Kay tidak boleh menyentuh anaknya, dia merasa ada perbedaan pelayanan yang disebabkan perbedaan warna kulit. inilah perbedaan dalam sistem kedokteran yang dilakukan oleh bangsa barat terhadap orang Aborigin. Dia sangat trauma dengan kejadian itu, dan sangat takut kalau pergi ke dokter.
Ada seorang peneliti yang mungkin dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari orang-orang Aborigin. Dia adalah Bronwyn Fredericks, yang melakukan sebuah penelitian terhadap 19 orang wanita Aborigin. Penelitian itu dilakukan secara mendalam, melalui wawancara langsung, setengah formal. Ternyata terdapat perbedaan yang sangat besar antara suku Aborigin dengan orang Australia dalam hal kesehatan. Secara keseluruhan kesehatan orang Aborigin sangat buruk. Hal tersebut merupakan salah satu akibat dari hukum yang diterapkan oleh bangsa barat di teluk Botany. Dimana mereka mulai menghancurkan gaya hidup dan kebudayaan suku Aborigin melalui praktek kolonisasi seperti pembunuhan, pembantaian, pemisahan keluarga, pencabutan hak milik, dan lain lain. Praktek ini dilakukan karena ada suatu anggapan bahwa orang Aborigin itu tidak berkebudayaan, primitif, dan tidak bermoral. .
Menurut Dewan kesehatan nasional dan riset medis (NHMRC) yang berdiri tahun 1996. Mengungkapkan bahwa penyakit yang diderita oleh para wanita Aborigin rata-rata 50 persen lebih tinggi dibanding orang Australia yang lainnya dan hal ini dianggap sebagai masalah yang sepele. Penyakit yang paling serius antara lain asma, diabetes, infeksi telinga, infeksi ginjal, trakoma. Sementara itu menurut Panitia Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Australian dan masalah Keluarga Masyarakat, menyatakan setiap empat orang yang meninggal, salah satunya disebabkan oleh sistem peredaran (serangan jantung dan stroke), luka dan keracunan (kecelakaan lalu lintas, bunuh diri dan pembunuhan), penyakit pernafasan (Pneumonia, asthma dan penyakit paru-paru), neoplasma (kangker), dan endocrine, nutrisi, dan gangguan metabolism (diabetes). Data statistik menunjukkan bahwa wanita Aborigin terkena penyakit jantung dua kali lebih besar dibanding orang Australia dan 1,7 kali lebih rentan terkena penyakit serangan jantung.
Perbandingan tingkat kematian anak dan ibu dari suku Aborigin masih tinggi dibanding orang yang bukan penduduk asli Australia. Begitu juga berat badan anak yang baru dilahirkan dari keturunan orang Aborigin yang rata-rata 3140 gram, sedangkan anak dari orang Australia rata-rata 3349 gram. Untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana realitas sebenarnya tentang kesehatan orang Aborigin mungkin kita dapat belajar dari kisah Kay. Kisahnya menggambarkan bagaimana kolonisasi, diskriminasi dan rasis yang diterima orang Aborigin setiap harinya. Kay adalah wanita Aborigin yang berusia 46 tahun Dan pindah ke daerah Rockhampton pada tahun 1995. Kay dipisahkan dari dari ibunya yang bersuku Aborigin dan tinggal bersama orang Australia. Kay menderita banyak penyakit ketika masih kecil hingga dewasa, dan pengalaman bagaimana susahnya untuk menemukan terapi medis sudah menjadi ingatan yang tidak dapat dihilangkan. Salah satu pengalamannya adalah ketika dia mengirimkan anak pertamanya dan membawa ke rumah sakit. Dokter berkata bahwa dia baik-baik saja, kelihatanya dokter tersebut menghalangi pertanyaan bagaimana proses kelahiran anak tersebut. Ketika diluar dia merasa bersama anaknya, dan ketika didalam dia sangat takut, betapa bodoh dan malu menghadapi kenyataan ini. Kay tidak boleh menyentuh anaknya, dia merasa ada perbedaan pelayanan yang disebabkan perbedaan warna kulit. inilah perbedaan dalam sistem kedokteran yang dilakukan oleh bangsa barat terhadap orang Aborigin. Dia sangat trauma dengan kejadian itu, dan sangat takut kalau pergi ke dokter.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.