Untuk memperingati 101 tahun kebangkitan nasional, yang jatuh Pada tanggal 20 mei 2009. Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Medco Foundation mengadakan Kuliah umum di Aula Graha Sanusi Hardjadinata Unpad. Dengan mengusung tema ‘merebut masa depan, menyemai masyarakat entrepreneurial untuk kebangkitan bangsa’. Acara ini dihadiri oleh Rektor Unpad yaitu Prof.Ganjar Kurnia, beberapa guru besar, dan tamu undangan serta para mahasiswa. Sebagai pemandu acara adalah Rosiana silalahi dan pembicara utama adalah Arifin Panigoro (Founder of medco Group).Kuliah umum ini dimulai dari pukul 09.00 s/d 13.00 wib. Dengan diisi berbagai penampilan seperti tari dan musik, paduan suara, ceramah yang dibawakan oleh Arifin Panigoro, dan yang penting lagi adalah penandatanganan MOU antara Unpad dan Medco.
Pembicara (Arifin Panigoro) menjelaskan bagaimana pentingnya peran para pelajar dalam menentukan nasib bangsa pada masa mendatang. Mungkin kita bisa menengok sejarah para pelajar dahulu ketika memperjuangkan cita-citanya. Ketika itu pada tanggal 20 mei 1908 di Aula STOVIA, Weltevreden, Batavia diadakan sebuah pertemuan yang para pesertanya kemudian menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan sebuah organisasi yang kemudian bernama Boedi Oetomo. Pertemuan ini diprakarsai oleh para siswa STOVIA. Mereka berhasil mengumpulkan para siswa dari tujuh sekolah menengah di Jawa untuk ikut dalam pertemuan tersebut. Peristiwa ini menandai perubahan sangat besar dalam perjuangan masyarakat dikepulauan Nusantara dalam membebaskan diri dari cengkraman penjajah. Ada empat perubahan aspek dalam peristiwa tersebut, yaitu (1) Mulai muncul dan menguatnya kesadaran bahwa penguasaan ilmu pengetahuan melalui pendidika merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan keejahteraan masyarakat (perjuangan yang bertumpu pada kekuatan intelektual). (2) Mencapai kemajuan dengan apa yang sekarang dinamakan modal sosial. (3) Persemaian bagi berkembangnya paham ke-nusantaraan. (4) Tampilnya kelompok pemuda (pelajar dan mahasiswa) sebagai ujung tombak pergerakan.
Meskipun dalam awal kemerdekaan bangsa ini mengalami berbagai hambatan, seperti pelarangan mendirikan partai politik, dibuang atau dijebloskan para pemimpin pergerakan. Tetapi hal itu tidak menyurutka niat para pemuda untuk bersatu melawan para penjajah Belanda. Hal tersebut dapat terlihat dari peristiwa ‘Sumpah Pemuda’ yang dikumandangkan dalam konggres pemuda II, tanggal 28 oktober 1928. Dimana mereka menyatakan satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air. Tekanan, pembatasan, pembuangan dan penahanan yang dilakukanb oleh penjajah terhadap para pejuang kemerdekaan malah memunculkan kualitas mental yang sangat baik atau kekuatan karakter yang mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Kekuatan karakter yang dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan adalah (1) Komitmen kuat untuk mencapai cita-cita bersama. (2) Semangat kekitaan. (3) Bersatu dalam kebhinekaan. (4) Kerelaan berkorban. (5) Solidaritas. (6) Optimisme. (7) Keberanian.
Selama hampir 64 tahun setelah proklamasi kemerdekaan. kondisi negara kita masih memprihatinkan seperti masih banyaknya tindakan korupsi, krisis ekonomi, tingkat pendidikan yang masih rendah dibanding negara-negara dikawasan Asia lainnya. Untuk mengatasi semua itu, salah satunya dengan cara memunculkan dan mengerahkan potensi masyarakat untuk membangun masyarakat entrepreneurial. Dalam pengertian yang sederhana masyarakat entrepreneurial adalah masyarakat inovatif yang beretika. Disini yang dimaksud dengan masyarakat inovatif adalah masyarakat yang anggota-anggotanya, dimanapun mereka bekerja atau berada, berusaha memunculkan kreativitasnya dan memakai kreativitas tersebut untuk melakukan sesuatu yang baru, yang bermanfaat atau berguna atau bernilai bagi masyarakat sekitarnya atau masyarakat luas.
Pembicara (Arifin Panigoro) menjelaskan bagaimana pentingnya peran para pelajar dalam menentukan nasib bangsa pada masa mendatang. Mungkin kita bisa menengok sejarah para pelajar dahulu ketika memperjuangkan cita-citanya. Ketika itu pada tanggal 20 mei 1908 di Aula STOVIA, Weltevreden, Batavia diadakan sebuah pertemuan yang para pesertanya kemudian menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan sebuah organisasi yang kemudian bernama Boedi Oetomo. Pertemuan ini diprakarsai oleh para siswa STOVIA. Mereka berhasil mengumpulkan para siswa dari tujuh sekolah menengah di Jawa untuk ikut dalam pertemuan tersebut. Peristiwa ini menandai perubahan sangat besar dalam perjuangan masyarakat dikepulauan Nusantara dalam membebaskan diri dari cengkraman penjajah. Ada empat perubahan aspek dalam peristiwa tersebut, yaitu (1) Mulai muncul dan menguatnya kesadaran bahwa penguasaan ilmu pengetahuan melalui pendidika merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan keejahteraan masyarakat (perjuangan yang bertumpu pada kekuatan intelektual). (2) Mencapai kemajuan dengan apa yang sekarang dinamakan modal sosial. (3) Persemaian bagi berkembangnya paham ke-nusantaraan. (4) Tampilnya kelompok pemuda (pelajar dan mahasiswa) sebagai ujung tombak pergerakan.
Meskipun dalam awal kemerdekaan bangsa ini mengalami berbagai hambatan, seperti pelarangan mendirikan partai politik, dibuang atau dijebloskan para pemimpin pergerakan. Tetapi hal itu tidak menyurutka niat para pemuda untuk bersatu melawan para penjajah Belanda. Hal tersebut dapat terlihat dari peristiwa ‘Sumpah Pemuda’ yang dikumandangkan dalam konggres pemuda II, tanggal 28 oktober 1928. Dimana mereka menyatakan satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air. Tekanan, pembatasan, pembuangan dan penahanan yang dilakukanb oleh penjajah terhadap para pejuang kemerdekaan malah memunculkan kualitas mental yang sangat baik atau kekuatan karakter yang mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Kekuatan karakter yang dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan adalah (1) Komitmen kuat untuk mencapai cita-cita bersama. (2) Semangat kekitaan. (3) Bersatu dalam kebhinekaan. (4) Kerelaan berkorban. (5) Solidaritas. (6) Optimisme. (7) Keberanian.
Selama hampir 64 tahun setelah proklamasi kemerdekaan. kondisi negara kita masih memprihatinkan seperti masih banyaknya tindakan korupsi, krisis ekonomi, tingkat pendidikan yang masih rendah dibanding negara-negara dikawasan Asia lainnya. Untuk mengatasi semua itu, salah satunya dengan cara memunculkan dan mengerahkan potensi masyarakat untuk membangun masyarakat entrepreneurial. Dalam pengertian yang sederhana masyarakat entrepreneurial adalah masyarakat inovatif yang beretika. Disini yang dimaksud dengan masyarakat inovatif adalah masyarakat yang anggota-anggotanya, dimanapun mereka bekerja atau berada, berusaha memunculkan kreativitasnya dan memakai kreativitas tersebut untuk melakukan sesuatu yang baru, yang bermanfaat atau berguna atau bernilai bagi masyarakat sekitarnya atau masyarakat luas.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.