Peradaban India sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Tetapi setelah kedatangan bangsa Indo-Arya (2000 –1000 SM), pengkajian sejarah Asia Selatan (India) kelihatan lebih nyata. India merupakan salah satu pusat peradaban dunia pada masa lampau, selain Cina, Timur Tengah dan juga Eropa. Sehingga turut mewarai sejarah perjalanan dunia. Adapun letak peradaban bangsa ini berada di Mohenjodaro dan Harappa. Suku asli India adalah bangsa Dravida, yang kemudian eksistensinya sedikit demi sedikit tergusur oleh kedatangan bangsa Indo-Arya dari Laut kaspia, Asia Barat.Peradaban India sering disebut dengan peradaban sungai Indus yang dialiri oleh lima anak sungai yaitu; Yellum, Chenab, Ravi, Beas, Suttly yang kemudian terkenal dengan sebutan Punjab (Daerah lima Aliran Sungai). Peradaban lembah sungai Indus sebanding dengan peradaban Mesopotamia, lembah sungai Huangho, dan Mesir.
Agama dan filsafat sangat mengakar dalam segenap aspek kehidupan orang India. Hal itu disebabkan oleh budaya yang telah ada atau dimiliki sejak masa weda (ca 2000–1000 SM) lalu berlanjut pada masa epos (ca 1000 –500 SM). Dimana ketika itu terjadi sebuah invasi dari orang-orang Indo Arya yang mempunyai akar bahasa yang sama yaitu (Hittit, Median, Persia, & Indo Eropa). Ciri yang nampak adalah warna kulit. Orang-orang Dravida mempunyai ciri-ciri kulit berwarna hitam, dan pada saat itu mereka belum mempunyai kepercayaan atau agama yang tetap.Kekayaan diukur dengan ternak, sehingga ada hasrat untuk memiliki banyak sapi. Pernikahan bersifat monogami dan ada larangan menikah lintasras. Pada masa ini juga belum ada kasta, serta rajah (raja): kepala tiap-tiap suku, mengatur dalam hal perang.
Budaya literatur awal Indo Arya dimulai dengan Mahabarata & Ramayana yang berisi kisah-kisah heroik awal bangsa Indo Arya (1000 –500 SM). Dengan memuat107.000 bait dan tujuh kali lebih panjang narasinya dari sastra Indo Arya lainnya seperti Illiad&Odysey. Kisah yang lain seperti peperangan antar keluarga, petualangan ideal bangsa Indo-Arya yang tangguh dan jantan menghadapi berbagai rintangan. Dalam agama Weda (Indo Arya). Mereka memuja Dévas (satu yang bersinar) dewa-dewa yang bertempat di langit. Satu yang utama adalah Dewa Indra (perang). Filosofi Wéda juga tidak rumit, dimana setelah mati jiwa akan abadi (bahagia atau dihukum). Konsep reinkarnasi belum ada. Wéda menunjukkan evolusi awal munculnya agama-agama di India & filosofi dari keyakinan yang sederhana (banyak dewa), mengarah pada pantheisme. Pantheisme terasa sekali dalam Rigveda: “asal mula kehidupan adalah alam semesta, sebelum tuhan-tuhan itu sendiri diciptakan”
Upanishad (disusun ca 800–600 SM). Doktrin-doktrin ritual pendeta (Brahman) bernarasi panjang berisi ketidakpercayaan dan skeptisme yang tumbuh terhadap konsep agama tua (Weda). Orang-orang Indo-Arya mulai tertarik pada kosmologi. Muncullah pertanyaan satu orang ke orang lain: “di mana kita lahir?, di mana kita hidup?, akan ke mana kita pergi?”. Atman (atma/jiwa) –tat kwam asi (itu adalah engkau). Filsafat eksistensialisme.
Pada masa Epos (ca 1000 –500 SM) negara-negara kecil yang berada di Sungai Gangga bergabung dalam peperangan. Mulai muncul Kelas menengah dan pendeta Dan terjadi kemunduran bagi kaum wanita, sutee menggejala. Sutee yaitu menjeburkan diri kedalam api.
Pengaruh dari budaya Indo-Arya adalah munculnya perbagai budaya seperti Bahasa Sansekerta, Upacara Keagamaan, dan hal-hal sakral lainnya. Selain itu adalah kemunculan dan berkembangnya Agama Hindu yang menjadi agama terbersar di India sampai sekarang. Sebagai bangsa pendatang, Indo-Arya memandang orang-orang Dravida adalah sebagai penduduk yang lebih rendah dari bangsa Arya. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan Bangsa Indo-Arya mengakui bahwa Bangsa Dravida merupakan Bangsa yang telah mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang cukup tinggi. Jika dilihat kembali, sistem kepercayaan telah menjadi dasar utama dalam kultur masyarakat India dalam sistem sosial mereka. Eksistensi kasta sebagai pembagian kelas masyarakat India merupakan bentuk nyata yang tidak terhapus begitu saja hingga saat ini. Brahmana sebagai kasta tertinggi di India tetap dipegang oleh bangsa Arya sendiri, sementara Ksatria, Waisya, dan Sudra adalah kelompok sosial yang mesti mengikuti hukum yang telah dibuat oleh para Brahmana.
Pada dasarnya peradapan dan kehidupan umat Hindu telah tercantum dalam kitab suci Weda (Veda) artinya pengetahuan (kompilasi pengetahuan: agama, filsafat, & magis). Juga dalam kitab Brahmana dari Upanisad. Adapun jenis kitab Weda yaitu: (1) Rigveda: 1028 sûktâ (berisi nyanyian atau syair pemujaan terhadap dewa). (2) Sâmaveda: hymne Rigveda yang dilagukan. (3) Yajurveda: mantra yang diucapkan untuk dewa-dewa. (4) Atharvaveda: ilmusihir, yang memuat mantra untuk menjauhkan dari kecelakaan dan penyakit.
Selain berkembangnya agama Hindu di India, terutama pada masa Arya, juga berkembang Jinisme dan Agama Budha. Pada abad 6 SM proses pembaharuan dalam bidang agama terus berlangsung dan terus berlanjut. Tidak hanya sekedar kecil-kecilan tetapi langsung besar. Muncul dua tokoh penting dalam perombakan bidang keagamaan, yaitu Budha Gautama dan Vardamana Mahavira. Keduanya mempunyai banyak persamaan. Diantaranya adalah; pertama, keduanya berasal dari masa yang bersuasana Samkya yang nantinya memberikan pengaruh besar terhadap sifat ajaran rohani yang mereka ajarkan nanti. Kedua, mereka berasal dari kalangan yang sama, yaitu ksatria atau prajurit, yang dalam status sosial merasa disepelekan oleh kalangan Brahmana. Ketiga, mereka mendirikan perkumpulan-perkumpulan atau biara-biara agama yang di dalamnya terdapat pengikutnya yang hidup dalam cinta kasih, tidak mencuri, dan tidak berdusta. Satu lagi bahwa Vardaman merupakan salah satu anak dari Budha Gautama.
Agama Budha (567 SM), Dogma Budha berbeda dengan Hindu. Dimana filosofinya sangat lekat dengan Upanishad. Bahkan filosofinya lebih kental daripada agama. Reinkarnasi adalah doktrin terpenting Budha dan dunia adalah peralihan ilusi spiritual. Jalan tengah akan membimbing pada siklus kelahiran kembali dan menyatu dalam dunia universal (nirwana). Nirwana bukan berarti penghancuran jiwa dalam arti ruh, tapi hanya penghancuran ilusi yang terpisah, dengan pemikiran bahwa: kita hidup manunggal dalam kehidupan. Dogma ini juga menentang agama dan ritus Hindu (doktrin Brahma). Lalu mematahkan sistem kasta (semua orang setara). Agama Buddha itu terbuka buat siapa saja, tak peduli dari ras apapun dia (ini yang membedakannya dengan Agama Hindu). Serta bersifat Purifikasi. Memang antara Hindu dan Budha merupakan dua filsafat yang saling berlawanan di India.
Ada empat kebajikan kebenaran yaitu (1) kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia. (2) sebab musabab ketidak bahagiaan ini adalah memikirkan kepentingan diri sendiri serta terbelenggu oleh nafsu. (3) pemikiran kepentingan diri sendiri dan nafsu dapat ditekan habis bilamana segala nafsu dan hasrat dapat ditiadakan, dalam ajaran Buddha disebut nirvana. (4) menimbang benar, berpikir benar, berbicara benar, berbuat benar, cari nafkah benar, berusaha benar, mengingat benar, meditasi benar.
Agama dan filsafat sangat mengakar dalam segenap aspek kehidupan orang India. Hal itu disebabkan oleh budaya yang telah ada atau dimiliki sejak masa weda (ca 2000–1000 SM) lalu berlanjut pada masa epos (ca 1000 –500 SM). Dimana ketika itu terjadi sebuah invasi dari orang-orang Indo Arya yang mempunyai akar bahasa yang sama yaitu (Hittit, Median, Persia, & Indo Eropa). Ciri yang nampak adalah warna kulit. Orang-orang Dravida mempunyai ciri-ciri kulit berwarna hitam, dan pada saat itu mereka belum mempunyai kepercayaan atau agama yang tetap.Kekayaan diukur dengan ternak, sehingga ada hasrat untuk memiliki banyak sapi. Pernikahan bersifat monogami dan ada larangan menikah lintasras. Pada masa ini juga belum ada kasta, serta rajah (raja): kepala tiap-tiap suku, mengatur dalam hal perang.
Budaya literatur awal Indo Arya dimulai dengan Mahabarata & Ramayana yang berisi kisah-kisah heroik awal bangsa Indo Arya (1000 –500 SM). Dengan memuat107.000 bait dan tujuh kali lebih panjang narasinya dari sastra Indo Arya lainnya seperti Illiad&Odysey. Kisah yang lain seperti peperangan antar keluarga, petualangan ideal bangsa Indo-Arya yang tangguh dan jantan menghadapi berbagai rintangan. Dalam agama Weda (Indo Arya). Mereka memuja Dévas (satu yang bersinar) dewa-dewa yang bertempat di langit. Satu yang utama adalah Dewa Indra (perang). Filosofi Wéda juga tidak rumit, dimana setelah mati jiwa akan abadi (bahagia atau dihukum). Konsep reinkarnasi belum ada. Wéda menunjukkan evolusi awal munculnya agama-agama di India & filosofi dari keyakinan yang sederhana (banyak dewa), mengarah pada pantheisme. Pantheisme terasa sekali dalam Rigveda: “asal mula kehidupan adalah alam semesta, sebelum tuhan-tuhan itu sendiri diciptakan”
Upanishad (disusun ca 800–600 SM). Doktrin-doktrin ritual pendeta (Brahman) bernarasi panjang berisi ketidakpercayaan dan skeptisme yang tumbuh terhadap konsep agama tua (Weda). Orang-orang Indo-Arya mulai tertarik pada kosmologi. Muncullah pertanyaan satu orang ke orang lain: “di mana kita lahir?, di mana kita hidup?, akan ke mana kita pergi?”. Atman (atma/jiwa) –tat kwam asi (itu adalah engkau). Filsafat eksistensialisme.
Pada masa Epos (ca 1000 –500 SM) negara-negara kecil yang berada di Sungai Gangga bergabung dalam peperangan. Mulai muncul Kelas menengah dan pendeta Dan terjadi kemunduran bagi kaum wanita, sutee menggejala. Sutee yaitu menjeburkan diri kedalam api.
Pengaruh dari budaya Indo-Arya adalah munculnya perbagai budaya seperti Bahasa Sansekerta, Upacara Keagamaan, dan hal-hal sakral lainnya. Selain itu adalah kemunculan dan berkembangnya Agama Hindu yang menjadi agama terbersar di India sampai sekarang. Sebagai bangsa pendatang, Indo-Arya memandang orang-orang Dravida adalah sebagai penduduk yang lebih rendah dari bangsa Arya. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan Bangsa Indo-Arya mengakui bahwa Bangsa Dravida merupakan Bangsa yang telah mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang cukup tinggi. Jika dilihat kembali, sistem kepercayaan telah menjadi dasar utama dalam kultur masyarakat India dalam sistem sosial mereka. Eksistensi kasta sebagai pembagian kelas masyarakat India merupakan bentuk nyata yang tidak terhapus begitu saja hingga saat ini. Brahmana sebagai kasta tertinggi di India tetap dipegang oleh bangsa Arya sendiri, sementara Ksatria, Waisya, dan Sudra adalah kelompok sosial yang mesti mengikuti hukum yang telah dibuat oleh para Brahmana.
Pada dasarnya peradapan dan kehidupan umat Hindu telah tercantum dalam kitab suci Weda (Veda) artinya pengetahuan (kompilasi pengetahuan: agama, filsafat, & magis). Juga dalam kitab Brahmana dari Upanisad. Adapun jenis kitab Weda yaitu: (1) Rigveda: 1028 sûktâ (berisi nyanyian atau syair pemujaan terhadap dewa). (2) Sâmaveda: hymne Rigveda yang dilagukan. (3) Yajurveda: mantra yang diucapkan untuk dewa-dewa. (4) Atharvaveda: ilmusihir, yang memuat mantra untuk menjauhkan dari kecelakaan dan penyakit.
Selain berkembangnya agama Hindu di India, terutama pada masa Arya, juga berkembang Jinisme dan Agama Budha. Pada abad 6 SM proses pembaharuan dalam bidang agama terus berlangsung dan terus berlanjut. Tidak hanya sekedar kecil-kecilan tetapi langsung besar. Muncul dua tokoh penting dalam perombakan bidang keagamaan, yaitu Budha Gautama dan Vardamana Mahavira. Keduanya mempunyai banyak persamaan. Diantaranya adalah; pertama, keduanya berasal dari masa yang bersuasana Samkya yang nantinya memberikan pengaruh besar terhadap sifat ajaran rohani yang mereka ajarkan nanti. Kedua, mereka berasal dari kalangan yang sama, yaitu ksatria atau prajurit, yang dalam status sosial merasa disepelekan oleh kalangan Brahmana. Ketiga, mereka mendirikan perkumpulan-perkumpulan atau biara-biara agama yang di dalamnya terdapat pengikutnya yang hidup dalam cinta kasih, tidak mencuri, dan tidak berdusta. Satu lagi bahwa Vardaman merupakan salah satu anak dari Budha Gautama.
Agama Budha (567 SM), Dogma Budha berbeda dengan Hindu. Dimana filosofinya sangat lekat dengan Upanishad. Bahkan filosofinya lebih kental daripada agama. Reinkarnasi adalah doktrin terpenting Budha dan dunia adalah peralihan ilusi spiritual. Jalan tengah akan membimbing pada siklus kelahiran kembali dan menyatu dalam dunia universal (nirwana). Nirwana bukan berarti penghancuran jiwa dalam arti ruh, tapi hanya penghancuran ilusi yang terpisah, dengan pemikiran bahwa: kita hidup manunggal dalam kehidupan. Dogma ini juga menentang agama dan ritus Hindu (doktrin Brahma). Lalu mematahkan sistem kasta (semua orang setara). Agama Buddha itu terbuka buat siapa saja, tak peduli dari ras apapun dia (ini yang membedakannya dengan Agama Hindu). Serta bersifat Purifikasi. Memang antara Hindu dan Budha merupakan dua filsafat yang saling berlawanan di India.
Ada empat kebajikan kebenaran yaitu (1) kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia. (2) sebab musabab ketidak bahagiaan ini adalah memikirkan kepentingan diri sendiri serta terbelenggu oleh nafsu. (3) pemikiran kepentingan diri sendiri dan nafsu dapat ditekan habis bilamana segala nafsu dan hasrat dapat ditiadakan, dalam ajaran Buddha disebut nirvana. (4) menimbang benar, berpikir benar, berbicara benar, berbuat benar, cari nafkah benar, berusaha benar, mengingat benar, meditasi benar.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.